简体中文 繁體中文 English 한국어 日本語 Español ภาษาไทย Tiếng Việt Português Монгол العربية हिन्दी Русский ئۇيغۇر تىلى

Prediksi Harga Perak 2025: Akankah Kenaikan Berlanjut?

Diterbitkan pada: 2025-09-30    Diperbarui pada: 2025-10-14

Kenaikan harga perak pada tahun 2025 telah melampaui momentum awal, dengan harga perak spot melonjak melebihi $50 per ons, memecahkan rekor nominal yang telah lama bertahan, dan memicu permintaan baru. Apa yang awalnya terlihat seperti kenaikan yang sedang berkembang kini menjadi pasar yang tengah mengalami tekanan. 


Apakah kenaikan ini akan berlanjut atau berbalik menjadi koreksi tergantung pada keseimbangan yang rapuh antara aliran investasi yang terus berlanjut, kekuatan permintaan industri, dan keterbatasan pasokan. 


Di Mana Posisi Perak Saat Ini (Pertengahan Oktober 2025)

Silver Surges Past $50 in October 2025

1) Harga Spot 

Perak baru-baru ini diperdagangkan di sekitar $52,18/oz pada 13 Oktober, naik sekitar 67,1% dibandingkan tahun sebelumnya.


2) Momentum / Kenaikan Sejak Awal Tahun:

Kinerja luar biasa perak menempatkannya di antara komoditas dengan performa terbaik di tahun 2025, dengan kenaikan sejak awal tahun mencapai lebih dari 60%.


Perak menjadi salah satu komoditas dengan performa terbaik tahun ini karena pasar memperhitungkan imbal hasil riil yang lebih rendah dan arus masuk aset lindung nilai (safe haven). Kepemilikan ETF dan permintaan ritel menjadi kontributor penting.


3) Arus Masuk ETF

Selama enam bulan pertama tahun 2025, ETP yang didukung perak mencatat sekitar 95 juta oz arus masuk bersih, sehingga total kepemilikan global mencapai sekitar 1,13 miliar oz, sekitar 7% di bawah rekor tertingginya. [1]


Permintaan ETF juga meningkat pada Oktober, membantu mendorong harga naik.

Apa Faktor Utama di Balik Reli Perak Tahun 2025?

Silver Demand in Automotive

Bayangkan harga perak seperti pesawat bermesin dua: satu mesin adalah permintaan investasi (dana, ETF, arus spekulatif), dan mesin lainnya adalah permintaan industri (panel surya, elektronik, kendaraan listrik). Saat ini, kedua mesin itu berfungsi penuh—itulah alasan kenaikannya.


1. Imbal Hasil Riil dan Kebijakan Moneter

Logam mulia sangat sensitif terhadap suku bunga riil (suku bunga nominal dikurangi inflasi). Ketika imbal hasil riil turun, baik karena inflasi naik atau karena bank sentral melonggarkan kebijakan, kepemilikan aset tanpa hasil seperti perak menjadi lebih menarik.


Pada tahun 2025, pasar secara bertahap memperhitungkan penurunan suku bunga The Fed, yang mengakibatkan imbal hasil riil lebih rendah dan memperkuat logam mulia. Dinamika ini menjadi katalis utama reli perak. [2]


2. Arus Investasi & ETF

ETF perak menjadi saluran langsung dan cepat untuk mengalirkan modal ke logam ini.


Ketika investor ritel dan institusi berbondong-bondong membeli produk seperti SLV, mereka menciptakan permintaan yang sulit dipenuhi hanya dari penjual spot.


3. Permintaan Industri: Surya, Elektronik, EV

Sisi industri perak bukan cerita kecil: logam ini digunakan secara luas dalam panel fotovoltaik (PV), kontak elektronik, dan aplikasi yang berkembang seperti kendaraan listrik (EV) dan perangkat keras 5G.


World Silver Survey 2025 dan laporan industri menyoroti permintaan industri yang kuat di Asia Timur bersama dengan siklus penggantian yang berkelanjutan.


Hal ini penting karena bahkan perubahan kecil dalam persentase permintaan dapat berdampak besar, mengingat penggunaan industri mencapai ratusan juta ons setiap tahun. Dukungan struktural ini membantu menopang setiap pergerakan harga yang dipicu investor.


4. Dinamika Pasokan dan Defisit

Produksi tambang telah pulih dari dampak pandemi, tetapi pasokan global tetap terbatas di area kunci, dengan tambang perak utama masih jarang.


Analis memperkirakan pertumbuhan pasokan tambang masih moderat dan sering kali harus dilengkapi dengan daur ulang dan hasil sampingan, membuat pasar sangat sensitif terhadap lonjakan permintaan.


5. Lindung Nilai Makro dan Geopolitik

Dengan ketegangan perdagangan AS–China yang kembali meningkat, tekanan inflasi, dan ketidakpastian global, arus modal kembali mengalir ke logam mulia sebagai aset aman. Meskipun emas sering memimpin, perak biasanya ikut naik sebagai bentuk “lindung nilai murah.”


Kinerja Perak vs Emas 2025

Silver vs Gold

Pertanyaan umum dari investor adalah bagaimana kinerja perak dibandingkan emas. Emas menunjukkan pertumbuhan yang kuat pada 2025, tetapi perak jauh mengunggulinya.


Per 13 Oktober, harga perak naik sekitar 67% dari tahun ke tahun, sementara emas mengalami kenaikan yang lebih kecil di berbagai pasar.


Kinerja unggul ini berasal dari peran ganda perak: selain mendapat manfaat dari arus lindung nilai seperti emas, perak juga didorong oleh permintaan industri yang melonjak di sektor energi surya dan kendaraan listrik.


Apakah Perak Masih Undervalued Dibandingkan Emas?

Rasio emas-terhadap-perak (jumlah ons perak yang setara dengan 1 ons emas) turun dari lebih dari 80 pada awal 2024 menjadi di kisaran pertengahan 70-an pada musim gugur 2025.


Secara historis, dalam pasar bullish perak yang kuat, rasio tersebut dapat turun hingga sekitar 60, menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut jika permintaan industri terus berlanjut.


Akankah Reli Perak Berlanjut? Wawasan dan Prediksi Para Ahli

Silver Price Prediction

Wall Street dan perusahaan komoditas memiliki pandangan yang beragam tentang perak. Beberapa melihat kenaikan 2025 ini sebagai momentum trade jangka pendek, sementara yang lain melihat potensi kenaikan struktural. Misalnya:

1) Pandangan Bullish

Analis dari Bank of America, UBS, dan TD Securities mencatat bahwa imbal hasil riil yang lebih rendah, arus masuk ETF yang terus berlanjut, produksi tambang yang terbatas, dan permintaan industri yang kuat (terutama dari sektor fotovoltaik dan EV) terus mendukung kenaikan harga perak.


  • Bank of America, dalam prospek komoditas Oktober 2025, menaikkan target 12 bulannya menjadi $65/oz, menyebut perak sebagai “pasar logam utama paling ketat tahun 2025.”

  • UBS juga melihat potensi menuju $70 jika pelonggaran The Fed dipercepat dan ketegangan dagang AS–China terus memicu arus lindung nilai.

  • Kepemilikan ETF telah meningkat lebih dari 90 juta oz sejak awal tahun, menunjukkan partisipasi institusional yang berkelanjutan.


Singkatnya, kelompok bullish percaya reli ini belum berakhir, dengan target kenaikan antara $60 hingga lebih dari $90, tergantung pada perubahan kebijakan dan kondisi makroekonomi.


2) Pandangan Netral dan Konservatif:

Di sisi lain, Goldman Sachs dan Citi menyerukan kehati-hatian, dengan alasan bahwa perak lebih volatil dan tidak memiliki dukungan bank sentral seperti emas.


  • Mereka berpendapat bahwa pertumbuhan permintaan industri bisa menormalisasi pada 2026, terutama jika permintaan dari sektor surya dan elektronik mulai stabil.

  • Mereka juga mencatat bahwa harga tinggi dapat mendorong peningkatan daur ulang, yang dapat mengurangi defisit pada akhir 2025.

Konsensus Praktis:

Sebagian besar peramal saat ini memperkirakan perak akan diperdagangkan dalam kisaran $45 hingga $75 dalam 6 hingga 12 bulan ke depan. Level $60 kini menggantikan $50 sebagai batas psikologis dan teknikal baru, dengan potensi kenaikan masih didorong oleh penurunan imbal hasil riil dan momentum ETF.


Apa yang Ditunjukkan oleh Pasokan dan Permintaan untuk Reli Perak Jangka Panjang?

Untuk memahami apakah reli akan berlanjut, kita harus melihat keseimbangan fisiknya: berapa banyak ons yang diproduksi, didaur ulang, dikonsumsi industri, dan dibeli oleh investor.


1. Angka Pasokan Utama

Perkiraan produksi tambang global tahun 2025 berada di kisaran ~835 juta oz, sedikit meningkat dibandingkan 2024 namun bukan lonjakan besar.


Pasokan bersifat terkonsentrasi secara geografis dan bergantung pada kombinasi tambang perak utama serta hasil sampingan dari penambangan logam dasar (timbal/seng).


2. Angka Permintaan Utama


Permintaan Industri: Asia Timur dan permintaan PV menjadi pendorong utama. Silver Institute mencatat peningkatan permintaan industri untuk 2024 dan 2025, terutama dalam industri elektronik dan energi terbarukan. Bahkan peningkatan kecil di sini berarti jutaan ons tambahan.


Permintaan Investasi: Arus masuk ETF menjadikan permintaan investasi sebagai faktor penggerak besar; pembelian ETF yang berkelanjutan dapat menciptakan defisit bahkan jika pasokan tambang stabil. Kombinasi antara pembelian investor dan pertumbuhan permintaan industri inilah yang memperketat pasar pada 2025.


Daur Ulang & Pasokan Sekunder:

Daur ulang menutupi sebagian permintaan industri tetapi sangat dipengaruhi harga: harga perak yang lebih tinggi mendorong lebih banyak daur ulang, yang bisa menahan reli jika berlangsung lama.


Namun, daur ulang membutuhkan waktu untuk meningkat, jadi reli jangka pendek tidak selalu diimbangi dengan pasokan daur ulang yang segera. Keterlambatan ini penting untuk momentum harga.


Tiga Skenario yang Mungkin untuk Sisa Tahun 2025


Skenario Kisaran Harga (2025+) Kondisi yang Diperlukan
Base Case $45–$65 Arus ETF berlanjut tapi melambat; The Fed melonggarkan secara bertahap; permintaan industri stabil
Bull Case $65–$90+ Penurunan tajam imbal hasil riil; lonjakan ETF; permintaan industri melampaui batas pasokan
Bear Case $35–$50 The Fed kembali hawkish; imbal hasil riil naik; arus ETF berbalik; permintaan industri melemah


1. Base Case: Kisaran $45 – $65 (Probabilitas 50%)

Perak diperkirakan tetap stabil di atas level $50 karena arus masuk ETF terus berlanjut, meskipun melambat, dan The Fed mengindikasikan satu atau dua penurunan suku bunga menjelang awal 2026.


Imbal hasil riil diperkirakan menurun secara moderat, membuat logam mulia tetap menarik. Permintaan industri dari sektor surya, EV, dan elektronik tetap kuat, sementara pasokan tambang dan daur ulang hanya meningkat sedikit.


Dalam kondisi ini, harga perak akan berfluktuasi antara $45 dan $65, dengan lonjakan sesekali akibat perubahan sentimen risiko atau insiden geopolitik. Ini adalah skenario “tren stabil” yang paling mungkin.


2. Bull Case: $65 – $90+ (Probabilitas 30%)

Jika The Fed mempercepat pelonggaran dan imbal hasil riil anjlok, alokasi institusional dan ETF dapat melonjak kembali.


Keluaran tambang yang ketat, belanja transisi energi, dan ketegangan dagang AS–China akan memperkuat permintaan aset aman.


Begitu perak berhasil bertahan di atas $60, para trader momentum dapat mendorong harga menuju zona $70–$90, terutama jika ekspektasi inflasi naik atau terjadi kemacetan pasokan industri.


Skenario ini mengasumsikan adanya kejutan kebijakan atau makro, seperti stimulus global atau pelemahan dolar AS, yang memicu gelombang pembelian baru.

3. Bear Case: $35 – $50 (Probabilitas 20%)

Jika The Fed kembali bersikap hawkish atau inflasi turun lebih cepat dari perkiraan, imbal hasil riil bisa naik dan dolar AS menguat.


Arus masuk ETF mungkin berbalik saat investor berpindah ke saham atau obligasi, sementara harga tinggi mendorong lebih banyak daur ulang dan peningkatan pasokan hasil sampingan.


Permintaan industri juga bisa melemah jika aktivitas manufaktur di Asia menurun.


Dalam skenario ini, harga perak bisa mundur ke kisaran $35–$50, berkonsolidasi sebelum kenaikan siklus berikutnya.


Apa saja risiko atau tanda peringatan yang dapat membalikkan tren kenaikan?

  • The Fed tiba-tiba hawkish, imbal hasil riil naik tajam

  • Arus masuk ETF berhenti atau berbalik

  • Pertumbuhan permintaan industri mengecewakan

  • Peningkatan besar dalam produksi tambang atau lonjakan daur ulang

  • Intervensi kebijakan/regulasi (misalnya klasifikasi perak, tarif baru)

  • Siklus surya/EV jenuh atau melemah


Goldman Sachs baru-baru ini memperingatkan bahwa perak lebih berisiko dibanding emas karena tidak memiliki dukungan bank sentral dan lebih volatil. [3]


Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Apakah Harga Perak Akan Naik Jika Dolar AS Melemah di 2025?

Ya. Dolar yang lebih lemah umumnya mendorong perak naik karena harganya dalam dolar, membuatnya lebih murah bagi pembeli internasional.


2. Bagaimana Dampak Penurunan Suku Bunga The Fed Tahun 2025 terhadap Harga Perak?

Pemotongan suku bunga pertama The Fed pada September 2025 telah mendukung perak, dan pemotongan lanjutan bisa mendorong harga lebih tinggi karena imbal hasil yang lebih rendah membuat logam mulia lebih menarik dibanding obligasi.


3. Bagaimana Kinerja Perak Dibandingkan Emas di 2025?

Perak mengungguli emas dalam persentase kenaikan tahun ini karena berfungsi ganda: sebagai aset lindung nilai dan logam industri. Misalnya, sementara emas naik sekitar 15% sejak awal tahun, perak naik hampir 20% hingga kuartal ketiga 2025.


4. Apakah Perak Lebih Baik dari Saham atau Kripto di 2025?

Ya. Perak lebih stabil daripada kripto dan memberikan keuntungan yang lebih konsisten dibanding beberapa sektor saham pada 2025.


5. Bisakah Perak Mencapai $55 di 2025?

Meskipun $55 adalah target ambisius, hal itu bukan hal yang mustahil. Jika The Fed memangkas suku bunga secara agresif, dolar AS melemah, dan permintaan surya terus melonjak, perak bisa menguji kisaran $50–$70.


6. Seberapa Tinggi Perak Bisa Naik Secara Realistis?

Meskipun prediksi ekstrem seperti $100 sering muncul di internet, banyak analis percaya bahwa kisaran $55–$70 adalah batas atas yang realistis pada 2025 dalam skenario optimistis, kecuali terjadi krisis keuangan besar.


Kesimpulan

Singkatnya, kisah perak tahun 2025 telah berkembang dari reli yang baru muncul menjadi terobosan besar, tidak lagi terbatas di kisaran $40-an atas. Dengan harga yang kini melewati $50 dan meningkatnya minat ETF, logam ini kini berada di lingkungan harga yang berbeda.


Jika imbal hasil riil terus turun, permintaan industri tetap kuat, dan arus masuk ETF berlanjut, perak mungkin mencapai $60 hingga $90 atau lebih tinggi. Namun, sisi negatifnya tetap signifikan: setiap langkah hawkish mendadak atau perubahan arus dana bisa memicu koreksi tajam.


Bagaimanapun juga, perak adalah logam yang memberi imbalan bagi kesabaran dan disiplin terhadap volatilitas. Jika Anda memperlakukannya seperti sprint, Anda bisa rugi; tapi jika Anda melihatnya sebagai alokasi jangka panjang dengan taktik yang tepat, perak bisa menjadi bagian berharga dari portofolio yang terdiversifikasi.


Penafian: Materi ini hanya untuk tujuan informasi umum dan tidak dimaksudkan (dan tidak boleh dianggap sebagai) nasihat keuangan, investasi, atau nasihat lain yang dapat diandalkan. Pendapat yang diberikan dalam materi ini tidak merupakan rekomendasi dari EBC atau penulis bahwa investasi, sekuritas, transaksi, atau strategi investasi tertentu cocok untuk orang tertentu.


Sumber

[1] https://www.mining.com/silver-etf-inflows-at-record-pace-in-2025-amid-surging-prices-report/

[2] https://www.reuters.com/world/china/gold-hits-record-high-us-china-trade-woes-escalate-silver-scales-all-time-peak-2025-10-13/

[3] https://markets.businessinsider.com/news/commodities/gold-price-today-silver-riskier-investment-central-banks-goldman-sachs-2025-10