Diterbitkan pada: 2025-04-09 Diperbarui pada: 2025-09-24
Pasar valuta asing (forex) adalah pasar keuangan terbesar di dunia, dengan volume transaksi harian melebihi US$7,5 triliun per 2025.
Selain itu, forex beroperasi 24/5, melintasi batas negara, dengan infrastruktur yang terdesentralisasi. Karena tidak ada regulator global tunggal, broker penipu dapat beroperasi di luar negeri dan menargetkan investor melalui media sosial, iklan bertenaga AI, atau aplikasi pesan seperti Telegram dan WhatsApp. Kombinasi leverage tinggi, minat investor ritel, dan pemasaran online yang mudah membuat penipuan forex menjadi risiko yang selalu ada.
Dari penipuan deepfake yang didukung AI hingga broker tak teratur yang menjanjikan “keuntungan terjamin,” penipuan forex berkembang dengan cepat. Artikel ini menjelaskan bagaimana penipuan forex bekerja, tanda-tanda peringatan yang perlu diwaspadai, dan cara melindungi diri Anda pada tahun 2025 dan seterusnya.
Para “guru” yang mengklaim diri mereka sendiri di TikTok, Instagram, atau Discord menjanjikan keuntungan terjamin dengan sinyal berbayar. Beberapa di antaranya kini menggunakan tangkapan layar trading yang dihasilkan AI dan video deepfake untuk terlihat lebih kredibel.
Trading algoritmik memang ada, namun penipu seringkali membesar-besarkan hasilnya. Waspadai EAs (Expert Advisors) atau bot yang dipasarkan dengan klaim “tingkat kemenangan 100%” atau “keuntungan tanpa risiko”, sering kali menggunakan backtest yang dimanipulasi.
Broker penipu memikat klien dengan bonus tinggi, lalu memblokir penarikan dana. Selalu periksa pendaftaran dengan lembaga seperti CFTC, NFA, FCA, atau ASIC.
Pada 2025, regulator di Asia dan Afrika mengeluarkan beberapa peringatan mengenai situs web klon yang meniru broker sah.
Korban dipersiapkan melalui aplikasi kencan atau platform obrolan, lalu diarahkan ke “investasi forex.”
Pada 2024, otoritas di AS mengindikasikan lebih dari US$150 juta hilang akibat penipuan pig-butchering. Pada akhir 2025, Europol memprediksi kerugian global akibat penipuan ini akan melebihi US$3 miliar.
Baru pada 2025: Penipuan suara dan video deepfake. Penipu menelepon dengan berpura-pura menjadi regulator, broker, atau bahkan teman, mendesak korban untuk melakukan setoran cepat. Dengan kloning suara AI, penipuan ini dapat sangat meyakinkan.
CNMV menjatuhkan denda €10 juta kepada Deutsche Bank karena menjual derivatif forex rumit secara tidak tepat kepada usaha kecil. [1]
CFTC mengajukan gugatan terhadap dua broker tidak terdaftar karena mengoperasikan penipuan mirip Ponzi senilai $200 juta terkait forex dan kripto.
MAS (Singapura) dan SFC (Hong Kong) bersama-sama memperingatkan terhadap grup Telegram tanpa izin yang menawarkan “arbitrase” forex-kripto.
Laporan Europol memverifikasi bahwa kerugian dari pig-butchering melampaui $3 miliar, terutama terkait penipuan call centre di Asia Tenggara. [2]
FCA di Inggris menindak 12 influencer Instagram/TikTok karena mempromosikan sinyal forex palsu tanpa pengungkapan.
Janji keuntungan pasti tanpa risiko
Tekanan untuk segera berinvestasi
Kesulitan menarik dana
Permintaan pembayaran melalui dompet kripto alih-alih jalur pembayaran teregulasi
Situs web dengan domain yang baru terdaftar (cek catatan WHOIS)
1) Verifikasi regulasi: Periksa database regulator resmi (CFTC, FCA, ASIC, MAS, CySEC).
2) Cross-check broker details: Cari di daftar peringatan regulator (misalnya, FCA Warning List, CFTC RED List).
4) Lakukan riset: Gunakan pencarian gambar terbalik untuk logo broker atau “foto tim” guna mendeteksi palsu.
5) Tetap skeptis terhadap influencer: Banyak penipuan kini menyebar melalui akun TikTok/Instagram “luxury trader”.
1) Segera laporkan ke regulator lokal dan ombudsman keuangan.
2) Ajukan pengaduan ke otoritas global (CFTC, FCA, ESMA) jika lintas negara.
3) Beri tahu bank atau penyedia pembayaran Anda untuk memblokir transfer lebih lanjut.
4) Hindari “recovery scam” dari firma palsu yang menjanjikan pengembalian uang dengan biaya tambahan.
Ya. Laporan penegakan hukum global menunjukkan peningkatan insiden penipuan, khususnya terkait AI dan cryptocurrency.
Asia Tenggara, AS, dan beberapa wilayah Afrika mencatat kerugian terbesar.
Periksa database resmi regulator dan konfirmasi nomor lisensinya.
Impersonasi AI deepfake, grup Telegram influencer pump-and-dump, dan aplikasi hibrida forex-kripto.
Sebagai penutup, penipuan forex terus berkembang dan berubah. Pada 2025, para scammer semakin mengeksploitasi AI, media sosial, dan penawaran hibrida forex-kripto untuk menjebak korban.
Pertahanan terbaik tetaplah kesadaran: kenali tanda bahaya, verifikasi regulasi, dan tetap skeptis terhadap janji yang “terlalu indah untuk jadi kenyataan.”
Bagi traders, tetap menggunakan broker berlisensi dan teregulasi seperti EBC Financial Group memastikan akses pada kondisi trading yang transparan dan perlindungan regulasi.
Disclaimer: Materi ini hanya untuk tujuan informasi umum dan tidak dimaksudkan (serta tidak boleh dianggap) sebagai nasihat keuangan, investasi, atau nasihat lain yang dapat dijadikan dasar. Tidak ada opini dalam materi ini yang merupakan rekomendasi dari EBC atau penulis bahwa investasi, sekuritas, transaksi, atau strategi investasi tertentu cocok untuk individu tertentu.