Wawancara CCTV: EBC Financial Group Ungkap Tren Investasi Global Utama

2025-06-04
Ringkasan:

CEO EBC Financial Group (UK) Ltd, David Barrett berbagi wawasan penting dalam wawancara CCTV tentang pasar global dan strategi investasi.

Pada tanggal 31 Mei 2025, David Barrett, CEO EBC Financial Group (UK) Ltd, diundang oleh China Central Television (CCTV) untuk berbagi pandangannya tentang arah ekonomi global dan strategi investasi saat ini.


Setelah ketegangan perdagangan internasional mereda, harga emas turun lebih dari 5% dari puncaknya pada bulan April dan menunjukkan volatilitas yang tajam. Namun, Barrett menekankan bahwa investor masih menghadapi risiko dari kebijakan tarif AS yang fluktuatif, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang di AS dan Jepang, serta konflik regional yang terus berlangsung.

David Barrett, CEO of EBC Financial Group (UK) Ltd

Imbal Hasil Obligasi Naik Seiring Meningkatnya Kekhawatiran Kredit

Sejak awal Mei, imbal hasil jangka panjang obligasi pemerintah AS dan Jepang telah berulang kali mencapai titik baru tertinggi. Pada 17 Mei, Moody's menurunkan peringkat kredit negara AS dari AAA menjadi Aa1. Beberapa lembaga telah memperingatkan bahwa pasar obligasi jangka panjang negara-negara maju rapuh, dengan pasokan obligasi yang meningkat.


Mengapa Bank Sentral Terus Membeli Emas

Sejalan dengan risiko ini, bank-bank sentral global telah terus meningkatkan cadangan emas mereka. Sejak 2010, bank-bank sentral di seluruh dunia telah menjadi pembeli emas bersih selama lima belas tahun berturut-turut. Ini adalah bentuk cerminan diversifikasi dari aset berbasis dolar.


Kepala Riset Komoditas Global Goldman Sachs, Samantha Dart, mencatat bahwa hal ini disebabkan oleh pergeseran struktural dalam permintaan emas, karena bank sentral meningkatkan kepemilikan emas untuk mendiversifikasi cadangan mereka. Bagi investor institusional, meningkatkan eksposur emas merupakan pendekatan yang wajar untuk diversifikasi portofolio.


Beberapa bank investasi internasional tetap optimis terhadap prospek emas. Goldman Sachs memperkirakan harga emas dapat mencapai USD 3.700 per ons pada akhir tahun 2025, sementara JPMorgan memperkirakan emas akan mencapai USD 4.000 per ons pada kuartal kedua tahun 2026.

Goldman Sachs' Global Head of Commodities Research, Samantha Dart

Tetap Lincah: Saran EBC tentang Risiko dan Leverage

Dengan meningkatnya volatilitas pasar global dan menguatnya korelasi aset, Barrett menyarankan investor untuk bersikap hati-hati. Ia menyatakan:


"Kurangi daya ungkit, tingkatkan kewaspadaan, jaga kewaspadaan Anda agar Anda dapat bereaksi terhadap siklus berita yang terus berubah ini. Orang-orang harus konservatif dengan daya ungkit dan eksposur mereka, karena hal itu sebenarnya memberi mereka kesempatan untuk memanfaatkan pergerakan saat terjadi."

Citigroup telah memperingatkan bahwa menurunnya permintaan investor ritel dapat memberikan tekanan ke bawah pada harga emas setelah tahun 2026.


Peran Emas sebagai Lindung Nilai Strategis

Emas pada dasarnya berfungsi sebagai lindung nilai terhadap risiko dalam lanskap ekonomi dan kebijakan internasional. Karakteristiknya yang tahan inflasi dan sebagai aset yang aman menjadikannya sebagai penstabil untuk menjaga nilai aset. Namun, sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, emas dapat mengalami fluktuasi nilai dan harus dialokasikan dengan hati-hati.


Komitmen Grup Keuangan EBC

EBC Financial Group tetap menjadi yang terdepan dalam industri ini, memanfaatkan wawasan global untuk menyediakan lingkungan perdagangan yang andal bagi para investor agar dapat menavigasi kondisi ekonomi yang kompleks dengan percaya diri dan meraih peluang investasi yang muncul.


Saksikan wawancara CCTV selengkapnya dengan David Barrett untuk memperoleh wawasan lebih dalam mengenai navigasi pasar yang dinamis saat ini.

​Indonesia Perkuat Status Sebagai Mitra Utama Tiongkok di ASEAN Melalui Pakta Mata Uang Bersejarah – EBC Insights

​Indonesia Perkuat Status Sebagai Mitra Utama Tiongkok di ASEAN Melalui Pakta Mata Uang Bersejarah – EBC Insights

Dengan perdagangan bilateral yang ditetapkan mencapai USD160 miliar pada tahun 2025, pakta Yuan-Rupiah Indonesia dengan Tiongkok mendorong de-dolarisasi dan membentuk kembali masa depan keuangan ASEAN.

2025-06-04
EBC: Jepang Berusaha Mencapai Terobosan Strategis di G7 Saat Ketegangan Perdagangan Mendominasi Agenda Global

EBC: Jepang Berusaha Mencapai Terobosan Strategis di G7 Saat Ketegangan Perdagangan Mendominasi Agenda Global

Tokyo Berusaha Mengubah Ketegangan Tarif Menjadi Kerja Sama Strategis Saat Jepang Memajukan Diplomasi Ekonomi di KTT G7.

2025-05-29
​EBC Melaporkan Kebangkitan Strategis Vietnam dengan Pakta Prancis Senilai $10 Miliar, Memperkuat Hubungan dengan AS

​EBC Melaporkan Kebangkitan Strategis Vietnam dengan Pakta Prancis Senilai $10 Miliar, Memperkuat Hubungan dengan AS

Kesepakatan Vietnam dengan Prancis senilai $10 miliar dan hubungan yang semakin erat dengan AS bukan sekadar berita utama—keduanya menandakan pergeseran arus perdagangan dan sentimen investor di Asia.

2025-05-28